Masukan kata kunci di sini

Post Unggulan

Daftar Acara TV dan Stasiun TV dengan Rating Tertinggi Terbaru Bulan November

DAFTAR ACARA TV , Ini dia gaes daftar acara TV dan juga Stasiun dengan rating tertinggi bulan November. Semoga aja daftar acara tv kalian m...

Angkot Bahagia



Suatu hari saya naik angkutan kota menuju Terminal Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Didalam angkot duduk tujuh penumpang, termasuk saya. Masih ada lima kursi yg belum terisi.

Di tengah jalan, angkot-angkot saling menyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan aneh. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dengan tiga orang anak remaja berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yang berhenti dihadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkot itu melaju kembali.

Kejadian ini terulang beberapa kali. Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya: “Dik, lewat terminal bis ya?”, supir menjawab “ya”. Yang aneh si ibu tidak segera naik. Ia bilang “tapi saya dan ke tiga anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab “gak apa-apa Bu, naik saja”, ketika si Ibu tampak ragu-ragu, supir mengulangi perkataannya “ayo bu, naik saja, gak apa-apa ..”

Saya terpesona dengan kebaikan Supir angkot yg masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si Supir muda ini merelakan empat kursi penumpangnya untuk si ibu dan anak-anaknya.

Ketika sampai di terminal bis, empat penumpang ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Supir. Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp.20 ribu. Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.4 ribu) Pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya & 4 penumpang tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu ...

Sore itu saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan-kebaikan kecil yang saya lihat. Seorang Ibu miskin yang jujur, seorang Supir yang baik hati, & seorang penumpang yang budiman. Mereka saling mendukung untuk kebaikan.

Andai separuh saja bangsa kita seperti ini, maka dunia akan takluk oleh kebaikan kita! Silahkan disebar jika menurut anda hal ini patut di contoh sebagai cara berbuat kebajikan. 
-dikutip dr Tribunnews-
 Bagaimana perasaan anda setelah membaca cerita di atas?Terharu atau membahagiakan bukan? Ternyata kebahagiaan muncul bukan pada saat kita memilki tetapi justru muncul kebahagiaan yang hakiki pada saat kita berbagi apa yang kita miliki.Saya yakin kita pernah menjadi subjek dari kebaikan kecil seperti di atas. Misal mengalah untuk duduk ketika di bis/kereta ada orang lain yang lebih pantas untuk didahulukan untuk duduk. Membantu seseorang menyeberang jalan atau Menjawab pertanyaan orang yang sedang mencari alamat.
Cerita lain terjadi di kantor nugie , seorang anak SMA (putri) yang sedang praktik kerja lapangan , terburu-buru untuk segera pulang ke rumahnya. Ada pegawai kantorku yang bertanya padanya “kok buru-buru?” “ Ini bu saya ada tanggungan.”
Setelah saya tanya ke temannya, oh ternyata setiap sore ia mengharuskan dirinya untuk mengajar ngaji anak-anak di sekitarnya. Salah satu bentuk berbagi namun kali ini berbagi ilmu. Anak sma yang peduli dan bertanggung jawab menurutku. Sungguh indah. *

http://terkini20.blogspot.com/2011/12/target-resolusi-atau-apalah-istilahnya.html
http://terkini20.blogspot.com/2012/10/angkot-bahagia.html
http://terkini20.blogspot.com/


Suatu hari saya naik angkutan kota menuju Terminal Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Didalam angkot duduk tujuh penumpang, termasuk saya. Masih ada lima kursi yg belum terisi.

Di tengah jalan, angkot-angkot saling menyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan aneh. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dengan tiga orang anak remaja berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yang berhenti dihadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkot itu melaju kembali.

Kejadian ini terulang beberapa kali. Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya: “Dik, lewat terminal bis ya?”, supir menjawab “ya”. Yang aneh si ibu tidak segera naik. Ia bilang “tapi saya dan ke tiga anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab “gak apa-apa Bu, naik saja”, ketika si Ibu tampak ragu-ragu, supir mengulangi perkataannya “ayo bu, naik saja, gak apa-apa ..”

Saya terpesona dengan kebaikan Supir angkot yg masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si Supir muda ini merelakan empat kursi penumpangnya untuk si ibu dan anak-anaknya.

Ketika sampai di terminal bis, empat penumpang ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Supir. Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp.20 ribu. Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.4 ribu) Pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya & 4 penumpang tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu ...

Sore itu saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan-kebaikan kecil yang saya lihat. Seorang Ibu miskin yang jujur, seorang Supir yang baik hati, & seorang penumpang yang budiman. Mereka saling mendukung untuk kebaikan.

Andai separuh saja bangsa kita seperti ini, maka dunia akan takluk oleh kebaikan kita! Silahkan disebar jika menurut anda hal ini patut di contoh sebagai cara berbuat kebajikan. 
-dikutip dr Tribunnews-
 Bagaimana perasaan anda setelah membaca cerita di atas?Terharu atau membahagiakan bukan? Ternyata kebahagiaan muncul bukan pada saat kita memilki tetapi justru muncul kebahagiaan yang hakiki pada saat kita berbagi apa yang kita miliki.Saya yakin kita pernah menjadi subjek dari kebaikan kecil seperti di atas. Misal mengalah untuk duduk ketika di bis/kereta ada orang lain yang lebih pantas untuk didahulukan untuk duduk. Membantu seseorang menyeberang jalan atau Menjawab pertanyaan orang yang sedang mencari alamat.
Cerita lain terjadi di kantor nugie , seorang anak SMA (putri) yang sedang praktik kerja lapangan , terburu-buru untuk segera pulang ke rumahnya. Ada pegawai kantorku yang bertanya padanya “kok buru-buru?” “ Ini bu saya ada tanggungan.”
Setelah saya tanya ke temannya, oh ternyata setiap sore ia mengharuskan dirinya untuk mengajar ngaji anak-anak di sekitarnya. Salah satu bentuk berbagi namun kali ini berbagi ilmu. Anak sma yang peduli dan bertanggung jawab menurutku. Sungguh indah. *

http://terkini20.blogspot.com/2011/12/target-resolusi-atau-apalah-istilahnya.html
http://terkini20.blogspot.com/2012/10/angkot-bahagia.html
http://terkini20.blogspot.com/

Share :

Facebook Twitter Google+

My Blog List

Popular Posts

Powered By Blogger