Yang kau lihat tadi pagi itu adalah aku
Yang tengah bernyanyi di jalanan dan tak meminta diberikan lebih untuk sebuah imbalan
Yang kau tatap dengan rasa curiga serta pandang yang tak berkedip
Itu juga adalah aku
Yang menjajakan koran tanpa harus memaksamu tuk membeli usahaku
Yang kau pandang begitu kotor, dekil dan kusam
Itu juga adalah aku
Yang terpaksa atau suka rela mengais sampah di tepi kota dan mengesampingkan bangku sekolah
yaaah...
Di lorong sepi ini aku menyandarkan resah
Di lorong ini aku menampik segala yang bernama gundah
Di lorong sepi ini kubebas menengadah
Dan di lorong sepi ini aku bebas bersembunyi meski mimpi tak lagi harus kupetik dari sebuah pijar yang bernama keindahan mentari pagi
Yang tengah bernyanyi di jalanan dan tak meminta diberikan lebih untuk sebuah imbalan
Yang kau tatap dengan rasa curiga serta pandang yang tak berkedip
Itu juga adalah aku
Yang menjajakan koran tanpa harus memaksamu tuk membeli usahaku
Yang kau pandang begitu kotor, dekil dan kusam
Itu juga adalah aku
Yang terpaksa atau suka rela mengais sampah di tepi kota dan mengesampingkan bangku sekolah
yaaah...
Di lorong sepi ini aku menyandarkan resah
Di lorong ini aku menampik segala yang bernama gundah
Di lorong sepi ini kubebas menengadah
Dan di lorong sepi ini aku bebas bersembunyi meski mimpi tak lagi harus kupetik dari sebuah pijar yang bernama keindahan mentari pagi
Yang kau lihat tadi pagi itu adalah aku
Yang tengah bernyanyi di jalanan dan tak meminta diberikan lebih untuk sebuah imbalan
Yang kau tatap dengan rasa curiga serta pandang yang tak berkedip
Itu juga adalah aku
Yang menjajakan koran tanpa harus memaksamu tuk membeli usahaku
Yang kau pandang begitu kotor, dekil dan kusam
Itu juga adalah aku
Yang terpaksa atau suka rela mengais sampah di tepi kota dan mengesampingkan bangku sekolah
yaaah...
Di lorong sepi ini aku menyandarkan resah
Di lorong ini aku menampik segala yang bernama gundah
Di lorong sepi ini kubebas menengadah
Dan di lorong sepi ini aku bebas bersembunyi meski mimpi tak lagi harus kupetik dari sebuah pijar yang bernama keindahan mentari pagi
Yang tengah bernyanyi di jalanan dan tak meminta diberikan lebih untuk sebuah imbalan
Yang kau tatap dengan rasa curiga serta pandang yang tak berkedip
Itu juga adalah aku
Yang menjajakan koran tanpa harus memaksamu tuk membeli usahaku
Yang kau pandang begitu kotor, dekil dan kusam
Itu juga adalah aku
Yang terpaksa atau suka rela mengais sampah di tepi kota dan mengesampingkan bangku sekolah
yaaah...
Di lorong sepi ini aku menyandarkan resah
Di lorong ini aku menampik segala yang bernama gundah
Di lorong sepi ini kubebas menengadah
Dan di lorong sepi ini aku bebas bersembunyi meski mimpi tak lagi harus kupetik dari sebuah pijar yang bernama keindahan mentari pagi