Mendapat Rating Yang Bagus
Para pengamat
serial drama Korea meyakini "Descendants of the Sun” akan menjadi serial
dengan rating tertinggi tahun ini. Tidak hanya dua episode yang tayang pada
minggu pertama pemutarannya memukau penonton. Fenomena drama Descendants of the
Sun masih berlanjut. Episode ke-10 drama yang dibintangi aktor Song Joong Ki
tersebut, sukses menembus rating 39 persen.
Penonton yang
telanjur kepincut dua episode perdana, ditambah netizen yang heboh mengupas
habis serial ini di dunia maya, menambah jumlah penonton dengan cepat. Angka
ini memecahkan rekor sebagai serial KBS pertama yang ratingnya melebihi 20
persen tiga tahun belakangan.
Terakhir, rekor
ini dipegang serial Good Doctor yang dibintangi Joo Won dan Moon Chae Woon.
Good Doctor mencatat rating 21,5 persen di Seoul dan 22,8 persen di seluruh
Korea.
Descendants of
the Sun (Soompi)
Situs The Korea
Times bahkan optimistis serial ini akan mampu mengalahkan rekor My Love from
the Star (SBS) yang menutup episode terakhirnya dengan rating 28,1 persen pada
Februari 2014.
Kesuksesan
tersebut berbanding lurus dengan penjualan hak cipta di televisi negara asing.
Dana Dari Tiongkok
Setelah stasiun
televisi Jepang membelinya 100 juta won atau setara 1 milyar rupiah, kini
stasiun televisi Tiongkok kabarnya juga tertarik dengan Descendants of the Sun
dan membelinya sebesar 260 juta won atau setara 2,6 milyar rupiah. Decendants
of the Sun yang disiarkan di Platform video Tiongkok, baru-baru ini juga
menembus rekor. Episode ke-8 drama tersebut ditonton hingga 1,1 juta kali.
Hal ini
disebabkan karena kualitas produksi ditambah sistem penyelesaian produksi di
awal, aktor dan aktris utama dengan akting prima, latar yang menarik, dan alur
cerita yang stabil disebut-sebut faktor utama keberhasilan serial ini. Namun,
ada faktor lain yang jadi penentu keberhasilan: kucuran dana yang besar.
Menyelesaikan
proses produksi di awal, berarti biaya produksi yang besar. Apalagi, syuting
yang dilakukan di Korea dan beberapa kota indah di Yunani seperti Zakynthos,
Arachova, dan Lemnos menelan anggaran fantastis 13 miliar won atau setara 141
miliar rupiah!
Sebenarnya,
sistem produksi sepenuhnya sebelum penayangan bukan pertama kali dilakukan di
industri K-drama. Namun, tidak semua serial yang menerapkan sistem produksi
seperti ini menuai hasil sespektakuler "Descendants of the Sun”. Mengapa?
“Ada beberapa
serial yang diproduksi di awal seperti serial ini, tetapi kebanyakan mereka
dibuat sebelum ada kepastian soal jadwal tayang, juga lemah dalam kasting, dan
kurang menampilkan aktor dan aktris terkenal,” kata Bae Kyung Soo, kepala
produser KBS.
Bae
membocorkan, "Descendants of the Sun” berbeda dengan serial lain yang juga
diproduksi di awal, karena ini mendapatkan kucuran dana dari Tiongkok yang
jumlahnya besar.
Meski KBS tidak
mau menyebut harga penjualan serial ini, dana sebesar 5 miliar won (senilai
54,5 miliar rupiah)—yang berarti lebih dari sepertiga biaya produksi—berasal
dari Tiongkok. Belum lagi, pihak iQiyi membayar hak siar 250-300 ribu dolar AS
(senilai 3,2-3,9 miliar rupiah) per episode, bahkan sebelum syuting dimulai.
Di sisi lain,
Bang Yeon-ju, seorang kritikus budaya, memperingatkan sineas Korea, dana dari
Tiongkok bisa menjadi pedang bermata dua.
“Uang dari
Tiongkok yang dahulu masuk ke sektor real estate kini menuju industri drama dan
hiburan. Produksi drama di awal adalah langkah yang bagus karena mampu
meningkatkan kondisi kerja aktor dan aktris serta kualitas drama. Pada waktu
yang sama, jika produser membuat drama, mereka akan terlalu sadar dengan selera
penonton Tiongkok sehingga kehilangan selera asli. Kita bisa kehilangan
keunikan konten (drama) kita,” kritik Bang.
Sumber : Tabloidbintang.com
Mendapat Rating Yang Bagus
Para pengamat
serial drama Korea meyakini "Descendants of the Sun” akan menjadi serial
dengan rating tertinggi tahun ini. Tidak hanya dua episode yang tayang pada
minggu pertama pemutarannya memukau penonton. Fenomena drama Descendants of the
Sun masih berlanjut. Episode ke-10 drama yang dibintangi aktor Song Joong Ki
tersebut, sukses menembus rating 39 persen.
Penonton yang
telanjur kepincut dua episode perdana, ditambah netizen yang heboh mengupas
habis serial ini di dunia maya, menambah jumlah penonton dengan cepat. Angka
ini memecahkan rekor sebagai serial KBS pertama yang ratingnya melebihi 20
persen tiga tahun belakangan.
Terakhir, rekor
ini dipegang serial Good Doctor yang dibintangi Joo Won dan Moon Chae Woon.
Good Doctor mencatat rating 21,5 persen di Seoul dan 22,8 persen di seluruh
Korea.
Descendants of
the Sun (Soompi)
Situs The Korea
Times bahkan optimistis serial ini akan mampu mengalahkan rekor My Love from
the Star (SBS) yang menutup episode terakhirnya dengan rating 28,1 persen pada
Februari 2014.
Kesuksesan
tersebut berbanding lurus dengan penjualan hak cipta di televisi negara asing.
Dana Dari Tiongkok
Setelah stasiun
televisi Jepang membelinya 100 juta won atau setara 1 milyar rupiah, kini
stasiun televisi Tiongkok kabarnya juga tertarik dengan Descendants of the Sun
dan membelinya sebesar 260 juta won atau setara 2,6 milyar rupiah. Decendants
of the Sun yang disiarkan di Platform video Tiongkok, baru-baru ini juga
menembus rekor. Episode ke-8 drama tersebut ditonton hingga 1,1 juta kali.
Hal ini
disebabkan karena kualitas produksi ditambah sistem penyelesaian produksi di
awal, aktor dan aktris utama dengan akting prima, latar yang menarik, dan alur
cerita yang stabil disebut-sebut faktor utama keberhasilan serial ini. Namun,
ada faktor lain yang jadi penentu keberhasilan: kucuran dana yang besar.
Menyelesaikan
proses produksi di awal, berarti biaya produksi yang besar. Apalagi, syuting
yang dilakukan di Korea dan beberapa kota indah di Yunani seperti Zakynthos,
Arachova, dan Lemnos menelan anggaran fantastis 13 miliar won atau setara 141
miliar rupiah!
Sebenarnya,
sistem produksi sepenuhnya sebelum penayangan bukan pertama kali dilakukan di
industri K-drama. Namun, tidak semua serial yang menerapkan sistem produksi
seperti ini menuai hasil sespektakuler "Descendants of the Sun”. Mengapa?
“Ada beberapa
serial yang diproduksi di awal seperti serial ini, tetapi kebanyakan mereka
dibuat sebelum ada kepastian soal jadwal tayang, juga lemah dalam kasting, dan
kurang menampilkan aktor dan aktris terkenal,” kata Bae Kyung Soo, kepala
produser KBS.
Bae
membocorkan, "Descendants of the Sun” berbeda dengan serial lain yang juga
diproduksi di awal, karena ini mendapatkan kucuran dana dari Tiongkok yang
jumlahnya besar.
Meski KBS tidak
mau menyebut harga penjualan serial ini, dana sebesar 5 miliar won (senilai
54,5 miliar rupiah)—yang berarti lebih dari sepertiga biaya produksi—berasal
dari Tiongkok. Belum lagi, pihak iQiyi membayar hak siar 250-300 ribu dolar AS
(senilai 3,2-3,9 miliar rupiah) per episode, bahkan sebelum syuting dimulai.
Di sisi lain,
Bang Yeon-ju, seorang kritikus budaya, memperingatkan sineas Korea, dana dari
Tiongkok bisa menjadi pedang bermata dua.
“Uang dari
Tiongkok yang dahulu masuk ke sektor real estate kini menuju industri drama dan
hiburan. Produksi drama di awal adalah langkah yang bagus karena mampu
meningkatkan kondisi kerja aktor dan aktris serta kualitas drama. Pada waktu
yang sama, jika produser membuat drama, mereka akan terlalu sadar dengan selera
penonton Tiongkok sehingga kehilangan selera asli. Kita bisa kehilangan
keunikan konten (drama) kita,” kritik Bang.
Sumber : Tabloidbintang.com