Ekspedisi ke gunung ungaran, cukup melelahkan tetapi sangat menyenangkan. Bukan gunung tertinggi tapi tetap menggairahkan untuk ditaklukkan.
Tanpa persiapan (bekal) yang cukup kami berempat bertekad menaklukkan gunung ungaran. Kali ini kami disini adalah aku, temen satu kantorku mas ganteng 'harys', dan dua temennya harys yang langsung menjadi temenku 'profesor betu' hans,dan 'profesor lumpur hitam/minyak' didik. Kami belum berhasil sampai ke puncak tapi bukan berarti kami gagal. Hanya msalah waktu.
Aku sendiri adalah pecinta alam 'abangan'. Mencintai kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan alam tapi tak pernah bergabung dengan komunitasnya.
Aku rindu menapaki jalan itu.. jalan yang melelahkan bagi yang melewatinya .Harus ada lompatan, kewaspadaan dan yang terpenting adalah keseimbangan. Walaupun melelahkan, tak ada rasa kapok melewati jalan itu yang ada adalah kerinduan untuk melewati jalan yang sunyi itu.
Keseimbangan, yah mungkin inilah nilai terbesar yang bisa kuambil dari perjalanan ini. Bahwa hidup dalam aspek apapun harus menjaga keseimbangan. Kita boleh mengekspoitasi alam tetapi kita juga harus tetap merawatnya. Kita boleh mengejar dunia tetapi jangan lupakan akhirat. Itulah salah dua bentuk dari keseimbangan dalam hidup.
Gunung ungaran, ada dendam yang tersisa karena ku tak sampai ke puncakmu..Rasa rindu yang tertahan ini aku berjanji untuk menuntaskanmu, menaklukanmu hingga puncak tertinggi dan mengibarkan bendera kemenangan.
Aku rindu untuk bertemu dan memotret bunga gunung. Keindahan dan keanggunanmu merupakan salah satu bukti keagungan sang Pencipta.
Kesegaran yang engkau pancarkan memudakan juwa.
Engkau adalah ciptaan Tuhan yang indah yang menentramkan hati yang resah. Tak sanggup aku merusakmu dengan memetikmu. Betapa egoisnya aku jika melakukannya.
Aku rindu pada wangi getah pinus, kau tahu getah pinus sangat mudah mengobarkan api? Sifatnya mengingatkanku pada seseorang yang mampu mengobarkan semangatku.
Aku rindu pada sunyi sore suasana pegunungan. Pada saat itu aku bisa melepas semua beban kehidupan.
Ungaran, 12-09-2012
Tanpa persiapan (bekal) yang cukup kami berempat bertekad menaklukkan gunung ungaran. Kali ini kami disini adalah aku, temen satu kantorku mas ganteng 'harys', dan dua temennya harys yang langsung menjadi temenku 'profesor betu' hans,dan 'profesor lumpur hitam/minyak' didik. Kami belum berhasil sampai ke puncak tapi bukan berarti kami gagal. Hanya msalah waktu.
Aku sendiri adalah pecinta alam 'abangan'. Mencintai kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan alam tapi tak pernah bergabung dengan komunitasnya.
Aku rindu menapaki jalan itu.. jalan yang melelahkan bagi yang melewatinya .Harus ada lompatan, kewaspadaan dan yang terpenting adalah keseimbangan. Walaupun melelahkan, tak ada rasa kapok melewati jalan itu yang ada adalah kerinduan untuk melewati jalan yang sunyi itu.
Keseimbangan, yah mungkin inilah nilai terbesar yang bisa kuambil dari perjalanan ini. Bahwa hidup dalam aspek apapun harus menjaga keseimbangan. Kita boleh mengekspoitasi alam tetapi kita juga harus tetap merawatnya. Kita boleh mengejar dunia tetapi jangan lupakan akhirat. Itulah salah dua bentuk dari keseimbangan dalam hidup.
Gunung ungaran, ada dendam yang tersisa karena ku tak sampai ke puncakmu..Rasa rindu yang tertahan ini aku berjanji untuk menuntaskanmu, menaklukanmu hingga puncak tertinggi dan mengibarkan bendera kemenangan.
Aku rindu untuk bertemu dan memotret bunga gunung. Keindahan dan keanggunanmu merupakan salah satu bukti keagungan sang Pencipta.
Kesegaran yang engkau pancarkan memudakan juwa.
Engkau adalah ciptaan Tuhan yang indah yang menentramkan hati yang resah. Tak sanggup aku merusakmu dengan memetikmu. Betapa egoisnya aku jika melakukannya.
Aku rindu pada wangi getah pinus, kau tahu getah pinus sangat mudah mengobarkan api? Sifatnya mengingatkanku pada seseorang yang mampu mengobarkan semangatku.
Aku rindu pada sunyi sore suasana pegunungan. Pada saat itu aku bisa melepas semua beban kehidupan.
Ungaran, 12-09-2012
Ekspedisi ke gunung ungaran, cukup melelahkan tetapi sangat menyenangkan. Bukan gunung tertinggi tapi tetap menggairahkan untuk ditaklukkan.
Tanpa persiapan (bekal) yang cukup kami berempat bertekad menaklukkan gunung ungaran. Kali ini kami disini adalah aku, temen satu kantorku mas ganteng 'harys', dan dua temennya harys yang langsung menjadi temenku 'profesor betu' hans,dan 'profesor lumpur hitam/minyak' didik. Kami belum berhasil sampai ke puncak tapi bukan berarti kami gagal. Hanya msalah waktu.
Aku sendiri adalah pecinta alam 'abangan'. Mencintai kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan alam tapi tak pernah bergabung dengan komunitasnya.
Aku rindu menapaki jalan itu.. jalan yang melelahkan bagi yang melewatinya .Harus ada lompatan, kewaspadaan dan yang terpenting adalah keseimbangan. Walaupun melelahkan, tak ada rasa kapok melewati jalan itu yang ada adalah kerinduan untuk melewati jalan yang sunyi itu.
Keseimbangan, yah mungkin inilah nilai terbesar yang bisa kuambil dari perjalanan ini. Bahwa hidup dalam aspek apapun harus menjaga keseimbangan. Kita boleh mengekspoitasi alam tetapi kita juga harus tetap merawatnya. Kita boleh mengejar dunia tetapi jangan lupakan akhirat. Itulah salah dua bentuk dari keseimbangan dalam hidup.
Gunung ungaran, ada dendam yang tersisa karena ku tak sampai ke puncakmu..Rasa rindu yang tertahan ini aku berjanji untuk menuntaskanmu, menaklukanmu hingga puncak tertinggi dan mengibarkan bendera kemenangan.
Aku rindu untuk bertemu dan memotret bunga gunung. Keindahan dan keanggunanmu merupakan salah satu bukti keagungan sang Pencipta.
Kesegaran yang engkau pancarkan memudakan juwa.
Engkau adalah ciptaan Tuhan yang indah yang menentramkan hati yang resah. Tak sanggup aku merusakmu dengan memetikmu. Betapa egoisnya aku jika melakukannya.
Aku rindu pada wangi getah pinus, kau tahu getah pinus sangat mudah mengobarkan api? Sifatnya mengingatkanku pada seseorang yang mampu mengobarkan semangatku.
Aku rindu pada sunyi sore suasana pegunungan. Pada saat itu aku bisa melepas semua beban kehidupan.
Ungaran, 12-09-2012
Tanpa persiapan (bekal) yang cukup kami berempat bertekad menaklukkan gunung ungaran. Kali ini kami disini adalah aku, temen satu kantorku mas ganteng 'harys', dan dua temennya harys yang langsung menjadi temenku 'profesor betu' hans,dan 'profesor lumpur hitam/minyak' didik. Kami belum berhasil sampai ke puncak tapi bukan berarti kami gagal. Hanya msalah waktu.
Aku sendiri adalah pecinta alam 'abangan'. Mencintai kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan alam tapi tak pernah bergabung dengan komunitasnya.
Aku rindu menapaki jalan itu.. jalan yang melelahkan bagi yang melewatinya .Harus ada lompatan, kewaspadaan dan yang terpenting adalah keseimbangan. Walaupun melelahkan, tak ada rasa kapok melewati jalan itu yang ada adalah kerinduan untuk melewati jalan yang sunyi itu.
Keseimbangan, yah mungkin inilah nilai terbesar yang bisa kuambil dari perjalanan ini. Bahwa hidup dalam aspek apapun harus menjaga keseimbangan. Kita boleh mengekspoitasi alam tetapi kita juga harus tetap merawatnya. Kita boleh mengejar dunia tetapi jangan lupakan akhirat. Itulah salah dua bentuk dari keseimbangan dalam hidup.
Gunung ungaran, ada dendam yang tersisa karena ku tak sampai ke puncakmu..Rasa rindu yang tertahan ini aku berjanji untuk menuntaskanmu, menaklukanmu hingga puncak tertinggi dan mengibarkan bendera kemenangan.
Aku rindu untuk bertemu dan memotret bunga gunung. Keindahan dan keanggunanmu merupakan salah satu bukti keagungan sang Pencipta.
Kesegaran yang engkau pancarkan memudakan juwa.
Engkau adalah ciptaan Tuhan yang indah yang menentramkan hati yang resah. Tak sanggup aku merusakmu dengan memetikmu. Betapa egoisnya aku jika melakukannya.
Aku rindu pada wangi getah pinus, kau tahu getah pinus sangat mudah mengobarkan api? Sifatnya mengingatkanku pada seseorang yang mampu mengobarkan semangatku.
Aku rindu pada sunyi sore suasana pegunungan. Pada saat itu aku bisa melepas semua beban kehidupan.
Ungaran, 12-09-2012